Anak
Berkebutuhan Khusus.
Sering sekali kita mengartikan anak yang berkebutuhan khusus
itu sebagai anak yang memiliki keterbatasan atau kemampuan yang rendah seperti:
retardasi mental, gangguan bicara dan berbahasa. Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD), dan gangguan emosional perilaku.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang membutuhkan
perawatan atau pelayanan khusus, jadi anak berkebutuhan khusus tidak hanya
diartikan sebagi anak yang retardasi mental, ADHD, tetapi juga mencakup
anak-anak berbakat (gifted).
Beberapa kelompok yang digolongan sebagai anak yang
membutuhkan pelayanan khusus.
ü Gangguan
indera
gangguan indera mencakup kerusakan pengelihatan dan
pendengaran, anak yang mengalami masalah
belajar dalam pengelihatan seperti sering memicingkan mata, mengeluh karena
pandangan kabur hingga anak yang buta secara edukasional (educationally blind)
tidak bisa menggunakan pengelihatan mereka untuk belajar. Anak yang menderita
gangguan ini dapat dibantu dengan menempatkan posisi duduk di depan kelas, buku
rekaman (recorded textbook).
Anak
yang mengalami gangguan pendengar biasanya
lemah dalam kemampuan berbicara dan berbahasa. Pendekatan pendidikan untuk
membantu anak yang punya masalah dalam pendengaran bisa menggunakan pendekatan
oral: membaca gerak bibir, speech
reading. Pendekatan manual menggunakan bahasa isyarat dan mengeja jari (finger
spelling).
ü Gangguan
Fisik
Banyak anak yang mengalami gangguan fisik membutuhkan
pendidikan khusus dan pelayanan khusus.
1. Gangguan ortopedik, dimana keterbatasan gerak atau kurang
mampu menggontrol gerak karena masalah di otot, tulang dan sendi.
2. Celebral palsy, gangguan yang berupa lemahnya koordinasi
otot, tubuh sangat lemah atau bicaranya tidak jelas.
ü Retardasi
Mental
Ciri anak yang memiliki RM adalah lemahnya fungsi
intelektual, sulit menyesuaikan diri dan susah berkembang. Dari pengertiannya
Retardasi Mental adalah: kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai rendahnya
kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan
kehidupan sehari-hari.
Beberapa klasifikasi Retardasi mental dapat digolongkan:
1. Down syndrome, akibat adany kromosom ekstra (kromosom ke-47)
2. Fragile X syndrome, akibat kromosom X yang tidak normal
3. Fetal Alcohol syndrome, akibat ibu selama masa kehamilan
mengkonsumsi alkohol.
ü Gangguan
Bicara dan Bahasa
Sejumlah masalah dalam berkomunikasi
seperti; gangguan artikulasi, gangguan suara, gangguan kefasihan, dan problema
bahasa (kesulitan untuk menerima informasi dan bahasa ekspresif).
ü Ketidakmampuan
belajar
Anak dengan
ketidakmampuan belajar belajar dimana anak punya inteligensi normal atau di
atas rata-rata, kesulitan setidaknya dalam satu atau lebih mata pelajaran, dan
tidak punya problem atau gangguan lain, seperti retardasi mental, yang
menyebabkan kesulitan belajar.
Bidang yang
paling umum yang menyulitkan anak dengan gangguan belajar adalah aktivitas
membaca, terutama keterampilan fonologis, yang menyangkut bagaimana suara dan
huruf membentuk kata. Anak yang menderita gangguan belajar sering kali sulit
menulis dengan tangan, mengeja atau menyusun kalimat. Mereka kadang menulis
dengan sangat lambat dan tulisan mereka sangat buruk sekali dan banyak terdapat
kesalahan ejaan karena ketidakmampuan mereka untuk menyesuaikan huruf dengan
bunyinya.
ü Attention
deficit hyperactivity Disorder (ADHD)
ADHD merupakan bentuk ketidakmampuan anak yang ciri-cirinya
antara lain; kurang perhatian, hiperaktif, dan implusif. Anak yang kurang
perhatian sulit berkonsentrasi pada satu hal dan mungkin cepat bosan
mengerjakan tugas. Anak hiperaktif menunjukkan level aktivitas fisik yang
tinggi, hampir selalu bergerak. Anak implusif sulit mengendalikan reaksinya dan
gampang bertindak tanpa piker panjang.
ü Anak-anak berbakat
kriteria anak berbakat ini sangat berbeda dengan anak
berkebutuhan khusus yang telah kita diskusikan sebelumnya. Anak berbakat
(gifted) punya kecerdasan diatas rata-rata (biasanya memiliki IQ diatas 130)
dan/atau punya bakat unggul di beberapa bidang, seperti seni musik, atau
matematika.
Sumber:
Santrock.john
W. 2007. Psikologi pendidikan.Jakarta:kencana
prenada media group