Smile, Sparkle and Shine

  • Home
    • Version 1
  • Download
  • Social
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Contact Us

Anak Berkebutuhan Khusus.
Sering sekali kita mengartikan anak yang berkebutuhan khusus itu sebagai anak yang memiliki keterbatasan atau kemampuan yang rendah seperti: retardasi mental, gangguan bicara dan berbahasa. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), dan gangguan emosional perilaku.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang membutuhkan perawatan atau  pelayanan khusus,  jadi anak berkebutuhan khusus tidak hanya diartikan sebagi anak yang retardasi mental, ADHD, tetapi juga mencakup anak-anak berbakat (gifted).
Beberapa kelompok yang digolongan sebagai anak yang membutuhkan pelayanan khusus.
ü  Gangguan indera
gangguan indera mencakup kerusakan pengelihatan dan pendengaran, anak yang mengalami masalah belajar dalam pengelihatan seperti sering memicingkan mata, mengeluh karena pandangan kabur hingga anak yang buta secara edukasional (educationally blind) tidak bisa menggunakan pengelihatan mereka untuk belajar. Anak yang menderita gangguan ini dapat dibantu dengan menempatkan posisi duduk di depan kelas, buku rekaman (recorded textbook).
Anak yang mengalami gangguan pendengar biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan berbahasa. Pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang punya masalah dalam pendengaran bisa menggunakan pendekatan oral:  membaca gerak bibir, speech reading. Pendekatan manual menggunakan bahasa isyarat dan mengeja jari (finger spelling).

ü  Gangguan Fisik
Banyak anak yang mengalami gangguan fisik membutuhkan pendidikan khusus dan pelayanan khusus.
1.  Gangguan ortopedik, dimana keterbatasan gerak atau kurang mampu menggontrol gerak karena masalah di otot, tulang dan sendi.
2.  Celebral palsy, gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah atau bicaranya tidak jelas.



ü  Retardasi Mental
Ciri anak yang memiliki RM adalah lemahnya fungsi intelektual, sulit menyesuaikan diri dan susah berkembang. Dari pengertiannya Retardasi Mental adalah: kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.
Beberapa klasifikasi Retardasi mental dapat digolongkan:
1.  Down syndrome, akibat adany kromosom ekstra (kromosom ke-47)
2.  Fragile X syndrome, akibat kromosom X yang tidak normal
3.  Fetal Alcohol syndrome, akibat ibu selama masa kehamilan mengkonsumsi alkohol.

ü  Gangguan Bicara dan Bahasa
Sejumlah masalah dalam berkomunikasi seperti; gangguan artikulasi, gangguan suara, gangguan kefasihan, dan problema bahasa (kesulitan untuk menerima informasi dan bahasa ekspresif).

ü  Ketidakmampuan belajar
Anak dengan ketidakmampuan belajar belajar dimana anak punya inteligensi normal atau di atas rata-rata, kesulitan setidaknya dalam satu atau lebih mata pelajaran, dan tidak punya problem atau gangguan lain, seperti retardasi mental, yang menyebabkan kesulitan belajar.
Bidang yang paling umum yang menyulitkan anak dengan gangguan belajar adalah aktivitas membaca, terutama keterampilan fonologis, yang menyangkut bagaimana suara dan huruf membentuk kata. Anak yang menderita gangguan belajar sering kali sulit menulis dengan tangan, mengeja atau menyusun kalimat. Mereka kadang menulis dengan sangat lambat dan tulisan mereka sangat buruk sekali dan banyak terdapat kesalahan ejaan karena ketidakmampuan mereka untuk menyesuaikan huruf dengan bunyinya.
ü  Attention deficit hyperactivity Disorder (ADHD)
ADHD merupakan bentuk ketidakmampuan anak yang ciri-cirinya antara lain; kurang perhatian, hiperaktif, dan implusif. Anak yang kurang perhatian sulit berkonsentrasi pada satu hal dan mungkin cepat bosan mengerjakan tugas. Anak hiperaktif menunjukkan level aktivitas fisik yang tinggi, hampir selalu bergerak. Anak implusif sulit mengendalikan reaksinya dan gampang bertindak tanpa piker panjang.

ü   Anak-anak berbakat
kriteria anak berbakat ini sangat berbeda dengan anak berkebutuhan khusus yang telah kita diskusikan sebelumnya. Anak berbakat (gifted) punya kecerdasan diatas rata-rata (biasanya memiliki IQ diatas 130) dan/atau punya bakat unggul di beberapa bidang, seperti seni musik, atau matematika.
Sumber:
Santrock.john W. 2007. Psikologi pendidikan.Jakarta:kencana prenada media group

TEORI BIG FIVE
Perkembangan kepribadian big five sangat pesat dalam berbagai riset kepribadian. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa banyak hal yang mampu diprediksi dengan trait-trait dalam kepribadian big five. Ciri-ciri kepribadian yang diklasifikasikan ke dalam lima faktor:

1. Extraversion (Ekstraversi)

Menilai kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal, level aktivitasnya, kebutuhan untuk didukung, kemampuan untuk berbahagia. Dimensi ini menunjukkan tingkat kesenangan seseorang akan hubungan. Kaum ekstravert cenderung ramah dan terbuka serta menghabiskan banyak waktu untuk mempertahankan dan menikmati sejumlah hubungan. Sementara kaum introvert cenderung tidak sepenuhnya terbuka dan memiliki hubungan yang lebih sedikit dan tidak seperti kebanyakan orang lain, mereka lebih senang dengan kesendirian.

2. Agreeableness (Keramahan)
Menilai kualitas orientasi individu dengan kontinum nilai dari lemah lembut sampai antagonis didalam berpikir, perasaan dan perilaku. Dimensi ini merujuk kepada kecenderungan seseorang untuk tunduk kepada orang lain. Orang yang mampu bersepakat, jauh lebih menghargai harmoni daripada ucapan atau cara mereka. Mereka tergolong orang yang kooperatif dan percaya pada orang lain. Orang yang menilai rendah kemampuan untuk bersepakat, memusatkan perhatian lebih pada kebutuhan mereka sendiri ketimbang kebutuhan orang lain.

3. Conscientiousness (Kesadaran)
Menilai kemampuan individu didalam organisasi, baik mengenai ketekunan dan motivasi dalam mencapai tujuan sebagai perilaku langsungnya. Sebagai lawannya menilai apakah individu tersebut tergantung, malas dan tidak rapi. Dimensi ini merujuk pada jumlah tujuan yang menjadi pusat perhatian seseorang. Orang yang mempunyai skor tinggi cenderung mendengarkan kata hati dan mengejar sedikit tujuan dalam satu cara yang terarah dan cenderung bertanggung jawab, kuat bertahan, tergantung, dan berorientasi pada prestasi. Sementara yang skornya rendah, ia akan cenderung menjadi lebih kacau pikirannya,mengejar banyak tujuan, dan lebih edonistik (Robbins, 2001).

4. Neuroticism (Neurotisme)

Trait ini menilai kestabilan dan ketidakstabilan emosi.Mengidentifikasi kecenderungan individu apakah individu tersebut mudah mengalami stres, mempunyai ide-ide yang tidak realistis, mempunyai coping response yang mal adaptif. Dimensi ini menampung kemampuan seseorang untuk menahan stres. Orang dengan kemantapan emosional positif cenderung berciri tenang, bergairah dan aman. Sementara mereka yang skornya negatif tinggi cenderung tertekan, gelisah dan tidak aman.

5. Openness to experience (Keterbukaan akan pengalaman baru)
Menilai usahanya secara proaktif dan penghargaannya terhadap pengalaman demi kepentingannya sendiri. Menilai bagaimana ia menggali sesuatu yang baru dan tidak biasa. Dimensi ini mengarah tentang minat seseorang. Seseorang yang terpesona oleh hal baru dan inovasi, ia akan cenderung menjadi imajinatif, benar-benar sensitif dan intelek. Sementara orang yang disisi lain kategori ini keterbukaannya terlihat lebih konvensional dan menemukan kesenangan dalam keakraban.
Sumber:

·         Pervin, L. A & John, O.P. 2001. PERSONALITY: THEORY AND RESEARCH. 8th edition. New York:John Wiley &  Sons, Inc.
·         Lahey, Benjamin B. 2007. PSYCHOLOGY: AN INTRODUCTION. 9th edition. New York: The McGraw Hill Companies, Inc.
·         Schultz & Schultz. 1994. THEORIES OF PERSONALITY. 5th edition. Belmont: Wadsworth, Inc.



KOGNISI dan BAHASA
·         PROBLEM SOLVING

Ketika itu saya bangun telat padahal jadwal perkuliahan saya masuk jam 8 pagi karena jam sudah menunjukkan 07.50 dengan sangat terburu-buru saya mandi dan bersiap pergi ke kampus. Saat pulang dari kampus dan tiba dikos, saya kebingungan mencari kunci kamar dan berusaha mengingat dimana saya meletakan kunci itu. Dan akhirnya saya pun menyadari kalau saat terburu-buru pergi tadi, saya hanya mengambil gembok tanpa kuncinya dan saya langsung mengembok kamar tanpa menyadari kalau kuncinya masih berada didalam kamar.
saya pun mulai memikirkan bagaimana membuka kamar yang digembok tanpa ada kuncinya karena tidak mau berlama-lama diluar kamar saya pun mulai mencoba-coba membuka kamar. Pertama kali saya menggunakan batu dan memukul berulang kali pada gembok, namun  gemboknya sama sekali tidak terbuka. Lalu saya mencoba menggunakan obeng untuk membuka engsel dari gembok itu, namun juga tidak bisa dan akhirnya karena bingung saya pun menggunakan pisau dapur untuk membuka nya. Pintu saya pun terbuka, saya bisa masuk kembali ke kamar dan saya mendapatkan kunci yang ketinggalan di kamar. (hahaha…J).

kasus diatas mengenai problem solving yaitu usaha dalam menemukan cara yang tepat dalam mencapai sebuah tujuan dan dalam pencapaian tersebut menggunakan proses dengan metode kompleks dari penggunaan pikiran  (kognisi) dan mental seseorang.  
Dalam kasus ini problem solving: menemukan cara yang tepat untuk membuka pintu kamar yang digembok tanpa menggunakan kunci dan untuk mencapai hal itu saya mulai berpikir bagaimana untuk masuk kedalam kamar tanpa menggunakan kunci.

unsur utama masalah



1.     initial state:  situasi awal sebagai permulaan masalah.  Initial state dalam kasus ini adalah saya bangun telat yang merupakan awal permulaan masalah karena bangun telat yang menyebabkan saya terburu-buru dan mengambil gembok tanpa kuncinya yang menyebabkan saya tidak dapat masuk kedalam kamar.
2.    Goal State: tujuan yang ingin dicapai pada pemecahan masalah. Dalam kasus ini yang menjadi goal state adalah saya dapat membuka pintu kamar yang digembok.
3.    Obstacles: hambatan yang mencapai Goal State. Dalam kasus ini hambatannya adalah kunci tidak ada di saya, tapi masih didalam kamar. Selain itu hambatannya saya tidak tahu alat apa yang paling bisa membuka pintu kamar yang digembok tanpa kuncinya.


Tahapan Pemecahan Masalah

·         Identifikasi masalah

masalah dalam kasus ini adalah saya ingin masuk ke dalam kamar, namun kamar digembok dan kunci tidak ada sama saya.

·         Memahami Elemen Masalah:
Elemen dalam kasus ini adalah pintu kamar harus dibuka tanpa menggunakan kunci.

·         Strategi pemecahan masalah
strategi yang saya gunakan adalah Trial and Error dimana saya membuka pintu kamar dengan mencoba satu persatu alat. Seperti pertama kali mencoba menggunakan batu untuk membuka gembok dengan memukul-mukul gembok tersebut, cara kedua saya menggunakan obeng untuk membuka mur dan cara terakhir saya menggunakan pisau untuk membuka pintu.


Penggunaan strategi pemecahan masalah dengan trial dan error sangat lama karena saya harus satu persatu mencoba cara apa yang harus saya lakukan sampai saya menemukan cara yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut dalam kasus ini sampai saya menemukan alat yang bisa membuka pintu kamar.

·         Lahey, Benjamin. 2007. 9th Ed. Psychology An Introduction. New York: Mc Graw Hill


Solomon’s Opponent-Process Theory of Acquired Motives

Richard Solomon dari University of Pennsylvania menggagaskan sebuah teori berkaitan dengan pemunculan motivasi, yaitu Opponent-Process Theory of Motivation.
Menurut teori ini, ada dua konsep pemunculan motivasi, yaitu :

·        Keadaan yang memberikan perasaan positif diikuti juga perasaan negatif, atau sebaliknya
·        Suatu keadaan –positif dan negatif- yang dialami terus menerus akan semakin berkurang intensitasnya.

KASUS KONSEP 1

Seorang pria maniak roller coaster pada hari itu bermain di wahana favoritnya. Tidak ada ketakutan untuk menaiki wahana tersebut. Namun di tengah permainan, wahana tersebut berhenti karena mengalami kerusakan, sementara pria tersebut sedang berada di posisi yang cukup membahayakan. Pria dan penumpang lainnya sempat cukup tertahan hingga wahana diaktifkan kembali setelah perbaikan kecil yang dilakukan. Setelah turun dari wahana tersebut, pria maniak roller coaster tadi merasa sangat ketakutan.

KASUS KONSEP 2

Seorang anak dan teman-temannya bermain di waterpark. Kemudian, teman-temannya mengajaknya untuk bermain seluncur yang cukup tinggi. Karena ketakutannya akan ketinggian, anak itu menolak ajakan teman-temannya. Tetapi karena paksaan dari teman-temannya, maka ia pun mencoba memberanikan diri untuk bermain di seluncur yang tinggi tersebut. Setelah melakukan seluncuran pertama kalinya, ia masih merasa ketakutan walaupun ia merasakan juga kesenangan dari permainan tersebut, kesenangan itupun membuatnya mencoba permainan itu lagi. Setelah berkali-kali ia sudah mulai enggan untuk bermain di wahana yang sama lagi.

PEMBAHASAN KASUS 1

Pada awalnya, pria maniak roller coaster tersebut tidak takut sama sekali dengan wahana favoritnya (perasaan positif). Namun ketika wahana berjalan tidak seperti biasanya –ada kerusakan di tengah permainan- pria tersebut merasa ketakutan terhadap wahana yang sebelumnya menjadi favoritnya (perasaan negatif). Perasaan positif diikuti oleh perasaan negatif karena ada ketidaksesuaian harapan awal dengan yang terjadi sebenarnya.

PEMBAHASAN KASUS 2

Perasaan takut (perasaan negatif) diikuti dengan perasaan senang ketika mencoba wahana seluncur (perasaan positif). Namun, karena kegiatan bermain sudah dilakukan berulang kali, perasaan senang itupun semakin hilang. Sesuai dengan teori Solomon dimana perasaan positif yang dimiliki anak itu semakain berkurang intensitasnya dikarenakan dilakukan atau dialaminya terus menerus.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • cara mengajar yang efektif
  • membaca yukk...
  • contoh kasus problem solving
  • pedagogi dan androgogi
  • bayi prematur dan berat lahir rendah

Advertisement

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Facebook

Laporkan Penyalahgunaan

Cari Blog Ini

Blog Archive

  • ►  2020 (3)
    • ►  Mei (3)
  • ►  2014 (1)
    • ►  November (1)
  • ▼  2012 (17)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (10)
    • ▼  Mei (4)
      • Pelajar yang tidak biasa
      • kepribadian
      • contoh kasus problem solving
      • Motivasi
    • ►  Maret (1)

ABOUT ME

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Daftar Blog Saya

  • 11058gs Grace Sihotang
    Sarapan itu penting loh...
    13 tahun yang lalu

Advertisement

div style="position: fixed; bottom: 0px; left: 10px;width:130px;height:160px;">animasi  bergerak gif
My Widget

Recent Comments

Recent Posts

Cuteki cards birthday

jam

Oddthemes

Default Variables

  • disqusShortname
  • commentsSystem
  • fixedSidebar
  • postPerPage

Link List

  • Home
  • Features
  • _Multi DropDown
  • __DropDown 1
  • __DropDown 2
  • __DropDown 3
  • _ShortCodes
  • _SiteMap
  • _Error Page
  • Learn Blogging
  • Documentation
  • _Web
  • Download This Template

Social Widget

  • facebook
  • twitter
  • pinterest
  • instagram

Shopping Online

About Me

Foto saya
11.106.fris
Lihat profil lengkapku

About Me

Foto saya
11.106.fris
Lihat profil lengkapku

Followers

thank you

thank you

Contact

Fashion

  • Beranda

Popular Posts

  • cara mengajar yang efektif
      Bagaimana sih guru itu harus mengajar???? ...

Oddthemes

Travel

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates