kepribadian
TEORI
BIG FIVE
Perkembangan kepribadian
big five sangat pesat dalam berbagai riset kepribadian. Berbagai penelitian
telah menunjukkan bahwa banyak hal yang mampu diprediksi dengan trait-trait
dalam kepribadian big five. Ciri-ciri kepribadian
yang diklasifikasikan ke dalam lima faktor:
1. Extraversion (Ekstraversi)
Menilai
kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal,
level aktivitasnya, kebutuhan untuk didukung, kemampuan untuk berbahagia. Dimensi ini
menunjukkan tingkat kesenangan seseorang akan hubungan. Kaum ekstravert
cenderung ramah dan terbuka serta menghabiskan banyak waktu untuk
mempertahankan dan menikmati sejumlah hubungan. Sementara kaum introvert
cenderung tidak sepenuhnya terbuka dan memiliki hubungan yang lebih sedikit dan
tidak seperti kebanyakan orang lain, mereka lebih senang dengan kesendirian.
2. Agreeableness (Keramahan)
Menilai
kualitas orientasi individu dengan kontinum nilai dari lemah lembut sampai
antagonis didalam berpikir, perasaan dan perilaku. Dimensi ini
merujuk kepada kecenderungan seseorang untuk tunduk kepada orang lain. Orang
yang mampu bersepakat, jauh lebih menghargai harmoni daripada ucapan atau cara
mereka. Mereka tergolong orang yang kooperatif dan percaya pada orang lain.
Orang yang menilai rendah kemampuan untuk bersepakat, memusatkan perhatian
lebih pada kebutuhan mereka sendiri ketimbang kebutuhan orang lain.
3. Conscientiousness (Kesadaran)
Menilai kemampuan
individu didalam organisasi, baik mengenai ketekunan dan motivasi dalam
mencapai tujuan sebagai perilaku langsungnya. Sebagai lawannya menilai apakah
individu tersebut tergantung, malas dan tidak rapi. Dimensi ini merujuk pada jumlah tujuan yang
menjadi pusat perhatian seseorang. Orang yang mempunyai skor
tinggi cenderung mendengarkan kata hati dan mengejar sedikit tujuan dalam satu
cara yang terarah dan cenderung bertanggung jawab, kuat bertahan, tergantung,
dan berorientasi pada prestasi. Sementara yang skornya rendah, ia akan
cenderung menjadi lebih kacau pikirannya,mengejar banyak tujuan, dan lebih
edonistik (Robbins, 2001).
4. Neuroticism (Neurotisme)
Trait ini menilai kestabilan dan ketidakstabilan emosi.Mengidentifikasi
kecenderungan individu apakah individu tersebut mudah mengalami stres,
mempunyai ide-ide yang tidak realistis, mempunyai coping response yang mal adaptif. Dimensi ini menampung kemampuan
seseorang untuk menahan stres. Orang dengan
kemantapan emosional positif cenderung berciri tenang, bergairah dan aman.
Sementara mereka yang skornya negatif tinggi cenderung tertekan, gelisah dan
tidak aman.
5. Openness
to experience (Keterbukaan akan pengalaman baru)
Menilai usahanya secara
proaktif dan penghargaannya terhadap pengalaman demi kepentingannya sendiri.
Menilai bagaimana ia menggali sesuatu yang baru dan tidak biasa. Dimensi ini mengarah tentang minat
seseorang. Seseorang yang terpesona oleh hal baru dan inovasi, ia akan
cenderung menjadi imajinatif, benar-benar sensitif dan intelek. Sementara orang
yang disisi lain kategori ini keterbukaannya terlihat lebih konvensional dan
menemukan kesenangan dalam keakraban.
Sumber:
·
Pervin, L. A & John, O.P. 2001. PERSONALITY:
THEORY AND RESEARCH. 8th edition. New York:John Wiley & Sons, Inc.
·
Lahey, Benjamin B. 2007. PSYCHOLOGY: AN INTRODUCTION. 9th edition. New York: The McGraw Hill Companies, Inc.
·
Schultz & Schultz. 1994. THEORIES OF PERSONALITY. 5th edition.
Belmont: Wadsworth, Inc.
0 komentar