sosial facialitation ato sosial loafing?????




Hai.. teman-teman,  aku lagi pusing mikirin ujian tiba-tiba ingatan waktu SMA dulu muncul. Kalian pasti pernah kan dapat tugas kelompok???, ada yang suka, ada yang gag. Enaknya ngerjainnya bareng-bareng, hehhehe. Sedikit cerita ya tentang sosial loafing.




Pada awal semester di kelas 3 SMA dulu, kami banyak diberikan tugas yang dikerjakan berkelompok. Namun karena banyak sekali mata pelajaran yang memberikan tugas bersamaan pengumpulan membuat banyak teman hanya terfokus pada satu tugas dan menyerahkan tugas yang lain pada kelompoknya. Hal itu yang saya alami, kami dibagi beberapa kelompok dan beranggotakan 5 orang dimana 2 orang perempuan  dan 3 orang laki-laki, tugas yang diberikan materi tentang biologi yang pengerjakan sangat melelahkan. Saya saat itu sangat kecewa karena 3 orang anggota kelompok saya yang laki-laki tidak peduli dengan tugas kelompok itu, yang paling membuat saya saat itu dongkol adalah ketika mereka bilang “kami mempercayakan tugas itu sama kalian, kami gag tahu apa-apa”. Huft, tugas itu sangat tidak memungkinkan dikerjakan hanya dengan 2 orang, tetapi harus gimana lagi akhirnya saya dan sella menyelesaikan tugas kelompok tanpa 2 anggota yang lain.

Pembahasan kasus

Dibeberapa situasi, menjadi anggota kelompok dapat meningkatkan performa dari individu anggota kelompok tersebut. Hal ini disebut dengan sosial facialitation. Akan tetapi, ada juga kemungkinan negatif saat seorang individu bergabung dalam sebuah kelompok kerja. Terkadang mengurangi kinerja individu tersebut. Fenomena ini disebut sosial loafing, dalam kasus ini dapat kita lihat bahwa ada 2 anggota kelompok yang sosial loafing dimana mereka acuh tak acuh dengan tugas kelompoknya. Ada 2 keadaan yang menjadi variable penentu yang mengakibatkan terjadinya sosial loafing yaitu : (a) banyaknya anggota, dan (b) jenis tugas. semakin besar sebuah kelompok, semakin berkurang juga kontribusi individual masing-masing anggota kelompok. Hal ini dikarenakan oleh 3 hal yakni (1) individu percaya bahwa angggota kelompok lain dapat berkontribusi lebih baik daripada dirinya, (2) karena  individu merasa bahwa ia tidak begitu dibutuhkan dalam kelompok tersebut.

0 komentar